Anggaran Fleksibel sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian
A. JENIS-JENIS ANGGARAN
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian, bisa dibagi menjadi
dua model:
1. Anggaran Tetap (Fixed Budget).
2. Anggaran Fleksibel (Variabel atau Flexible Budget).
1.
Anggaran
Tetap (Fixed Budget)
Anggaran tetap merupakan
perencanaan biaya untuk jangka waktu tertentu dengan jumlah dan tolok ukur
lainnya disusun pada tingkat tertentu. Melalui anggaran tetap pelaksanaan
anggaran dibatasi untuk mengeluarkan biaya maksimal sebesar yang telah
direncanakan. Anggaran semacam ini cocok untuk biaya-biaya yang pengeluarannya
sukar diperkirakan di muka, seperti pengeluaran untuk riset dan pengembangan.
Tentu saja anggaran semacam ini sulit untuk ditentukan di muka sebab tidak seorang
pun tahu kapan pengembangan atau riset untuk produk baru menghasilkan output
atau hasil akhir dan untuk kepentingan ini biaya berapa pun tidak pernah
akan cukup sehingga perlu dibatasi dengan jumlah anggaran maksimal yang bisa dikeluarkan.
2.
Anggaran
Fleksibel (Flexible Budget)
Anggaran fleksibel yang
juga sering disebut anggaran variable merupakan anggaran yang tolok ukur
kegiatannya dibagi (dikelompokkan) pada berbagai tingkat kegiatan, setiap
kegiatan dianggarkan jumlah biaya yang sesuai dengan tingkat kegiatan terse
but. Jadi pada anggaran fleksibel tolok ukur pengeluaran biaya tidak dibuat
satu tingkat kegiatan saja seperti dalam anggaran tetap. Sebagai contoh
anggaran fleksibel biaya produksi.
Anggaran fleksibel biaya
produksi bisa disusun untuk berbagai jenjang kegiatan misalnya anggaran untuk
80%, 100% dan 120% kapasitas produksi. Dengan
penyusunan anggaran biaya pada berbagai jenjang, akan
tampak biaya baik total maupun per satuan
pada berbagai jenjang kegiatan.
Contoh:
PT.ABADI FURNITURE Tbk, mempunyai
informasi rencana pengeluaran biaya dan kapasitas produksi dan operasi sebagai
berikut.
Tabel 1.1
PT.ABADI FURNITURE TBK
ANGGARAN BIAYA DAN
KAPASITAS PRODUKSI & OPERASI
|
|
Biaya
|
Kapasitas 10.000 Unit
|
Bahan Baku
Upah Langsung
Biaya Overhead Variabel
Biaya Overhead Tetap
Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Pemasaran Tetap
Biaya Administrasi & Umum
Variabel
Biaya Administrasi & Umum Tetap
Biaya Operasi Lain-lain Variabel
Biaya Operasi Lain-lain Tetap
|
1.000.000.000
1.500.000.000
1.250.000.000
1.500.000.000
750.000.000
500.000.000
500.000.000
300.000.000
600.000.000
400.000.000
|
Jumlah
|
8.300.000.000
|
Per Unit
|
830.000
|
Dari informasi biaya kapasitas produksi dan operasi tersebut,
maka apabila disusun anggaran tetap misalnya pada kapasitas 10.000 unit maka biaya
yang direncanakan dikeluarkan hanya pada kapasitas 10.000 unit tersebut.
Sekarang apabila anggaran biaya produksi dan operasi disusun berdasarkan anggaran fleksibel maka tolok ukur
pengeluaran biaya didasarkan pada berbagai jenjang kapasitas, misalnya
kapasitas yang dianggarkan berdasar antara 8.000 - 12.000 dengan kapasitas
normal diasumsikan sebesar 10.000 (10.000 dianggap 100%) maka anggaran fleksibel disajikan sebagai berikut.
TABEL 1.2.
PT.ABADI FURNITURE TBK
ANGGARAN FLEKSIBEL
BIAYA PRODUKSI DAN OPERASI
PERIODE
2015
|
||||
Jenis
Biaya
|
Kapasitas
|
|||
8.000 Unit
(80%)
|
10.000
Unit (100%)
|
120.000
Unit (120%)
|
||
Biaya Variabel
|
Bahan Baku
|
800.000.000
|
1.000.000.000
|
1.200.000.000
|
Upah Langsung
|
1.200.000.000
|
1.500.000.000
|
1.800.000.000
|
|
Biaya Overhead
|
1.000.000.000
|
1.250.000.000
|
1.500.000.000
|
|
Biaya Pemasaran
|
600.000.000
|
750.000.000
|
900.000.000
|
|
Biaya Administrasi & Umum
|
400.000.000
|
500.000.000
|
600.000.000
|
|
Biaya Operasi Lain-lain
|
480.000.000
|
600.000.000
|
720.000.000
|
|
Jumlah
|
4.480.000.000
|
5.600.000.000
|
6.720.000.000
|
|
Biaya Tetap
|
Biaya Overhead Pabrik
|
1.500.000.000
|
1.500.000.000
|
1.500.000.000
|
Biaya Pemasaran
|
500.000.000
|
500.000.000
|
500.000.000
|
|
Biaya Administrasi & Umum
|
300.000.000
|
300.000.000
|
300.000.000
|
|
Biaya Operasi Lin-lain
|
400.000.000
|
400.000.000
|
400.000.000
|
|
Jumlah
|
2.700.000.000
|
2.700.000.000
|
2.700.000.000
|
|
Total Biaya
|
7.180.000.000
|
8.300.000.000
|
9.420.000.000
|
a.
Perencanaan
dan pengendalian dengan anggaran fleksibel
Pada dasarnya antara
perencanaan dan pengendalian itu dua hal yang berkaitan. Perencanaan disusun
untuk pengendalian, sebaliknya pengendalian dilaksanakan dalam rangka tindak
lanjut perencanaan, apabila digambarkan akan tampak pada Gambar 2.1. Pada Gambar
2.1 tampak bahwa langkahlangkah perencanaan dan pengendalian saling berkaitan.
Dalam langkah pelaksanaan dan pengendalian digambarkan, pertama perencanaan
dibuat sebelum dilaksanakan perlu dikendalikan, kemudian pelaksanaan perencanaan
dievaluasi, setelah adanya evaluasi perencanaan perlu dikoreksi dan direvisi
untuk perencanaan periode berikutnya begitu prosesnya terus-menerus.
Langkah-langkah
menerapkan anggaran fleksibel untuk perencanaan dan pengendalian, adalah sebagai berikut.
Pertama: Pada awal periode, perusahaan
menyusun anggaran (budget) yang terdiri dari biaya variabel dan biaya
tetap pada berbagai jenjang.
Kedua: Pada saat data realisasi
pelaksanaan diketahui bandingkan dengan anggaran fleksibel pada tingkat
kegiatan yang sama dan akan diketahui penyimpangan realitas dari anggaran.
Ketiga: Analisis
seluruh penyimpangan yang terjadi dan mengevaluasi penyebabnya.
Contoh:
PT. LUMEN ELEKTRIK mempunyai anggaran pendapatan dan biaya
operasi sebagai berikut.
Tabel 1.3
PT.LUMEN ELEKTRIK
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BIAYA
PERIODE 2015
KA.PASITAS 100.000
UNIT
|
|||
Jenis Uraian
|
Variabel / Tetap
|
Per Unit
|
Jumlah
|
Penjualan 100.000
Biaya Produksi
Bahan Baku
Upah Langsung
Overhead Pabrik
Overhead Pabrik
Biaya Produksi Total
Biaya Kotor Operasi
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi
& Umum
Biaya Administrasi
& Umum
Biaya Operasi Lain-lain
Biaya Operasi Lain-lain
Biaya Operasi Total
Biaya Operasi Bersih
Biaya di Luar Operasi
Biaya Sewa
Biaya Bunga
Laba Bersih
|
Variabel
Variabel
Variabel
Tetap
Variabel
Tetap
Variabel
Tetap
Variabel
Tetap
Tetap
Tetap
|
1.500
200
150
150
100
600
900
100
50
120
80
50
30
430
470
50
50
100
370
|
150.000.000
20.000.000
15.000.000
15.000.000
10.000.000
60.000.000
90.000.000
10.000.000
5.000.000
12.000.000
8.000.000
5.000.000
3.000.000
43.000.000
47.000.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
37.000.000
|
Pada akhir periode PT.LUMEN ELEKTRIK mempunyai laporan realisasi
selama periode 2015 sebagai berikut.
Tabel 1.4
PT. LUMEN ELEKTRIK
LAPORAN LABA-RUGI
PERIODE YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2015
|
|||
Penjualan 100.000
Biaya Produksi
Bahan Baku
Upah Langsung
Overhead Pabrik
Overhead Pabrik
Biaya Produksi Total
Biaya Kotor Operasi
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran
Variabel
Biaya Pemasaran Tetap
Biaya Administrasi
& Umum Variabael
Biaya Administrasi
& Umum Tetap
Biaya Operasi Lain-lain
Variabel
Biaya Operasi Lain-lain
Tetap
Total Biaya Operasi
Biaya di Luar Operasi
Biaya Sewa
Biaya Bunga
Total Biaya di Luar Operasi
|
90.000 Unit
Laba Kotor Operasi
Laba Bersih Operasi
Laba Bersih
|
@ 1.600
19.580.000
12.880.000
13.800.000
10.500.000
9.000.000
5.500.000
12.600.000
7.500.000
5.400.000
3.000.000
5.000.000
5.000.000
|
144.000.000
56.760.000
87.240.000
43.000.000
44.240.000
10.000.000
34.240.000
|
Dari dua informasi anggaran dan realisasi tersebut maka langkah berikutnya
adalah membandingkan antara kedua sumber
informasi untuk mengetahui penyimpangan
yang terjadi. Sebelum kita mengevaluasi lebih lanjut
antara anggaran fleksibel dan realisasi, terlebih dahulu akan ditunjukkan
kelemahan anggaran tetap sebagai alat perencanaan dan pengendalian, coba Anda lihat
bagaimana anggaran tetap tidak memberikan gambaran
yang tepat dalam evaluasi pelaksanaan dengan memperhatikan Tabel 1.5 berikut.
Tabel
1.5
PT. LUMEN ELEKTRIK
PERBANDINGAN REALISASI DAN ANGGARAN
TETAP
PERIODE 2015
|
|||
Anggaran
(100.000 Unit)
|
Realisasi
(90.000 Unit)
|
Selisih Menguntungkan
(M)
Tidak Menguntunkan (TM)
|
|
Penjualan
Biaya Produksi
Bahan Baku
Upah Langsung
Biaya Overhead Variabel
Biaya Overhead Tetap
Total Biaya Produksi
Laba Kotor Operasi
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran
Variabel
Biaya Pemasaran Tetap
Biaya Administrasi
& Umum Variabel
Biaya Administrasi
& Umum Tetap
Biaya Operasi Lain-lain
Variabel
Biaya Operasi Lain-lain
Tetap
Total Biaya Operasi
Biaya di Luar Operasi
Biaya Sewa
Biaya Bunga
Total Biaya di Luar Operasi
Laba Bersih
|
150.000.000
20.000.000
15.000.000
15.000.000
10.000.000
60.000.000
90.000.000
10.000.000
5.000.000
12.000.000
8.000.000
5.000.000
3.000.000
43.000.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
37.000.000
|
144.000.000
19.580.000
12.880.000
13.800.000
10.500.000
56.760.000
87.240.000
9.000.000
5.500.000
12.600.000
7.500.000
5.400.000
3.000.000 43.000.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
34.240.000
|
6.000.000 TM
240.000 M
2.120.000
M
1.200.000
M
(500.000) TM
3.240.000 M
2.760.000 TM
1.000.000
M
(500.000)
TM
(600.000)
TM
500.000 M
(400.000)
TM
--------------
--------------
--------------
--------------
--------------
(2.760.000) TM
|
Dengan melihat perbandingan antara anggaran tetap dan realisasi
pada Tabel 1.5 maka penganalisis (manajemen) bisa mengambil suatu kesimpulan yang
salah, lihat saja pada penjualan yang dianggarkan sebesar Rp150.000.000,00
hanya terealisir Rp144.000.000,00 maka tampak selisih Tidak Menguntungkan
sebesar Rp6.000.000,00 karena hasil jual tidak mencapai anggaran. Hal ini
sebetulnya tidak benar, ketidakbenaran tersebut
disebabkan karena membandingkan dua hal yang berbeda, yaitu
tolok ukur untuk 100.000 unit dibandingkan dengan realisasi yang berjumlah
90.000 unit. Contoh lain tampak
pada biaya bahan baku, upah langsung dan biaya-biaya variabel lainnya. Coba Anda amati akun biaya bahan baku dalam laporan perbandingan di atas, tampak bahwa biaya bahan baku
dianggarkan sebesar Rp20.000.000,00 dan
realisasinya hanya sebesar Rp19.580.000,00
atau ada selisih menguntungkan sebesar Rp420.000,00. Sekarang kalua
laporan menunjukkan hal yang sama, tentunya pihak yang mengeluarkan dan membeli
bahan baku akan mendapat pujian karena penghematannya, hal ini sama sekali
tidak benar, mengapa? Sebab apabila diteliti lebih lanjut sebenamya biaya
bahan-bahan dan beberapa akun biaya lain akan menimbulkan selisih tidak
menguntungkan, karena bahan baku tersebut dianggarkan Rp20.000.000,00 untuk
100.000 unit (atau per unit Rp200,00), sehingga apabila realisasinya hanya 90.000
unit, seharusnya biaya bahan baku yang dikeluarkan adalah 90.000 x Rp 200,00 =
Rp18.000.000,00 atau
ada pemborosan sebesar Rp1.580.000,00 (Rp18.000.000,00 Rp19.580.000,00).
Sekarang kita coba membandingkan realisasi dengan anggaran fleksibel pada
kapasitas (tingkat kegiatan) 90.000 unit. Pada
kapasitas sesungguhnya 90.000 unit biaya variabel sesuai dengan
sifatnya, seharusnya akan dikeluarkan sebesar 90.000 x biaya variabel per unit,
sedang biaya tetap kapasitas berapa pun akan tetap jumlah totalnya. Fleksibel
dengan realisasinya akan tampak seperti Tabel 1.6 berikut ini.
Tabel 1.6
PT. LUMEN ELEKTRIK
PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN FLEKSIBEL DENGAN REALISASI
KAPASITAS 90.000 UNIT
|
||||
Uraian
|
Anggaran Fleksibel
|
Realisasi
|
Selisih
|
(M / TM)
|
Penjualan 90.000 Unit
Biaya Variabel
Bahan Baku
Upah Langsung
Overhead Pabrik
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi Umum
Biaya Operasi Lain-lain
Jumlah Biaya Variabel
Laba Kontribusi
Biaya Tetap
Biaya Overhead
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi & Umum
Biaya Operasi Lain-lain
Biaya Sewa
Biaya Bunga
Jumlah Biaya Tetap
Laba Bersih
|
135.000.000
18.000.000
13.500.000
13.500.000
9.000.000
10.800.000
4.500.000
69.300.000
65.700.000
10.000.000
5.000.000
8.000.000
3.000.000
5.000.000
5.000.000
36.000.000
29.700.000
|
144.000.000
19.580.000
12.880.000
13.800.000
9.000.000
12.600.000
5.400.000
73.260.000
70.740.000
10.500.000
5.500.000
7.500.000
3.000.000
5.000.000
5.000.000
36.500.000
34.240.000
|
9.000.000
(1.580.000)
620.000
(300.000)
-------------
(1.800.000)
(900.000)
(3.960.000)
5.040.000
(500.000)
(500.000)
500.000
-------------
-------------
-------------
(500.000)
4.540.000
|
M
TM
M
TM
TM
TM
TM
M
TM
TM
M
TM
M
|
Setelah kita membandingkan realisasi dengan anggaran fleksibel maka tampak selisih yang
menguntungkan dan selisih-selisih yang tidak menguntungkan
dengan benar, artinya biaya-biaya seharusnya
dikeluarkan secara proporsional dengan kapasitas dibebankan secara proporsional
(yaitu pada kapasitas 90.000 unit), sedang biaya yang tidak dipengaruhi
perubahan kapasitas dibebankan
secara total tanpa perubahan.
Tabel 1.6
menunjukkan bahwa
biaya-biaya variabel yang dikeluarkan lebih besar dari anggarannya yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya overhead, biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya operasi lain-lain.
Sedangkan biaya variabel upah langsung bisa dihemat sebesar Rp620.000,00. Secara keseluruhan PT.LUMEN ELEKTRIK
mempunyai laba bersih yang lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
a. Penyusunan anggaran fleksibel dan departemenisasi biaya
Pada perusahaan yang cukup besar, operasi perusahaan
biasanya dilakukan
oleh departemen (bagian). Masing-masing departemen mempunyai tanggung jawab dan wewenang individu, begitu juga dalam penentuan biaya, untuk
tiap-tiap departemen mempunyai tanggung jawab penentuan biaya untuk tiap-tiap departemen
masing-masing. Biaya langsung departemen jelas merupakan tanggung jawab, tetapi
biaya yang tidak langsung belum tentu seluruhnya terdiri dari dua kelompok
biaya, pertama biaya yang bisa dikendalikan oleh masing-masing departemen yang disebut biaya yang terkendali (Controllable
Cost) dan biaya yang tidak bisa dikendalikan oleh departemen disebut biaya
yang tidak terkendali (Non Controllable Cost). Penyusutan anggaran
fleksibel untuk tiap-tiap departemen akan lebih bermanfaat karena bisa dipakai
sebagai alat pengawasan terhadap biaya-biaya yang terjadi pada
departemen-departemen dalam perusahaan,
sehingga sebaiknya penyusunan dan
penyajiannya terinci, memisahkan biaya yang termasuk
biaya yang bisa dikendalikan departemen dan biaya yang tidak bisa dikendalikan
departemen.
Contoh: Sebuah anggaran
fleksibel yang disusun untuk departemen pembangkit listrik dari PT.ANGKASA
bulan Mei 2015 sebagai berikut.
Tabel
1.7
PT ANGKASA
ANGGARAN BIA Y A BULAN Mel 2015
DEPARTEMEN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
|
||||||
TBV
Jam
(Rp)
|
Biaya Tetap
Per Bulan
(Rp)
|
Tingkat kegiatan
|
||||
90%
(Rp)
|
100%
(Rp)
|
110%
(Rp)
|
120%
(Rp)
|
|||
Biaya Terkendali
Upah tak langsung
Upah langsung
Bahan penolong
Reparasi
Pemeliharaan
|
900
200
500
80
100
|
-
800.000
-
2.000.000
4.000.000
|
13.500.000
3.800.000
7.500.000
3.200.000
5.500.000
|
16.200.000
4.400.000
9.000.000
3.440.000
5.800.000
|
18.900.000
5.000.000
10.500.000
3.680.000
6.100.000
|
21.600.000
5.600.000
12.000.000
3.920.000
6.400.000
|
6.800.000
|
33.500.000
|
38.840.000
|
44.180.000
|
49.520.000
|
||
Biaya Tidak Terkendali
Pengawas pusat
Pajak dan asuransi
Depresiasi
|
3.200.000
800.000
25.000.000
|
3.200.000
800.000
25.000.000
|
3.200.000
800.000
25.000.000
|
3.200.000
800.000
25.000.000
|
3.200.000
800.000
25.000.000
|
|
29.000.000
|
29.000.000
|
29.000.000
|
29.000.000
|
29.000.000
|
||
Jumlah Biaya
|
1.780
|
35.800.000
|
62.500.000
|
67.840.000
|
73.180.000
|
78.520.000
|
*TBV = Tarif Biaya
Variabel
Meskipun dalam perhitungan anggaran fleksibel di atas disusun
untuk tiap-tiap bulan, bukan berarti anggaran fleksibel harus disusun bulanan. Anggaran
fleksibel juga bisa disusun berdasar batas waktu yang lain
misalnya, tri wulan, semester, tahunan dan sebagainya.
a.
Volume
lsi pokok dari anggaran fleksibel adalah menyajikan estimasi
data biaya yang ditentukan pada berbagai tingkat volume (kegiatan), berarti
bahwa anggaran fleksibel mengikuti biaya yang seharusnya terjadi dengan perubahan-perubahan
volume antara biaya yang bervariasi dengan volume tersebut dan biaya tetap. Untuk
mengidentifikasi tingkah laku dari berbagai macam jenis biaya yang terjadi dalam
departemen, yang penting adalah mengetahui apa yang disebut volume yang
tersebut karena volume ini sebagai pedoman penyusunan anggaran fleksibel.
Berbagai departemen yang ada dalam perusahaan dengan berbagai kegiatan dan
hasil baik berupa produk maupun jasa misalnya, departemen pembangkit listrik
hasilnya tenaga listrik. Departemen pemeliharaan hasilnya jasa pemeliharaan dan
sebagainya. Tiap departemen mempunyai hasil yang berbeda-beda dan alat pengukur
hasil yang berbeda pula dengan jumlah penghitung basil yang disebut volume.
Masing-masing departemen
mempunyai volume untuk mengukur fasilitas biaya dalam pembuatan anggaran
fleksibel yang berbeda-beda misalnya, jam kerja langsung, jam mesin, unit
produksi dan sebagainya. Volume tersebut di dalam penyusunan anggaran fleksibel
seharusnya mencerminkan hubungan yang penting (relevan) dengan hasil
departemen, seperti pada contoh anggaran fleksibel di atas yaitu departemen
pembangkit listrik, alat pengukuran volume adalah jam kerja buruh departemen
tersebut, karena variabilitas biaya berhubungan langsung dengan jam kerja
buruh, makin tinggi jam kerja buruh makin tinggi biayanya dan sebaliknya. Untuk
departemen yang berbeda alat pengukur berbeda pula, karena variabilitas biayanya
dipengaruhi oleh indikator yang berbeda pula.
Daftar Pustaka :
- Wilton, R. W., dan Platt, D. E. 2014. Managerial Accounting (Global Edition) 10ed. USA: McGraw-Hill Education.
- Young, D. W. 2014. Management Accounting in Health Care Organizations 3ed Edition. San Fransisco: Jossey-Bass.
0 Response to "ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN"
Posting Komentar