RUANG LINGKUP AKUNTANSI

Ruang Lingkup Akuntansi
 

Akuntansi sering disebut dengan "bahasa bisnis", karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Adanya perkembangan perusahaan yang pesat mengakibatkan semakin bertambah kompleksnya bahasa perusahaan. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan menafsirkan data ekonomi agar dapat digunakan oleh pengusaha, investor (pemegang saham dan kreditur), pemerintah dan lembaga lainnya untuk pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang baik harus didasarkan pada informasi yang handal, dengan demikian distribusi dan alokasi sumber-sumber daya yang langka dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Akuntansi mempunyai hubungan erat dengan proses pencatatan, pemilihan dan pengikhtisaran data transaksi entitas (unit ekonomi), serta penafsiran hasilnya. Data tersebut sebagian besar mencakup masalah
keuangan dan dinyatakan dalam bentuk rupiah. Akuntansi juga mencakup masalah pelaporan dan penafsiran data. Secara luas akuntansi didefinisikan sebagai berikut :
“Proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan”. Berdasarkan definisi tersebut secara tersirat diharapkan para akuntan mempunyai wawasan yang luas mengenai lingkungan sosial ekonomi. Oleh sebab itu struktur dasar akuntansi dipengaruhi faktor-faktor seperti situasi politik, kebudayaan, jenis dan sifat barang atau jasa yang dijual dan pengaturan mengenai hak milik.

1.   Sifat-sifat Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi terutama berisi data keuangan dari transaksi perusahaan yang diungkapkan dalam satuan uang. Pencatatan data transaksi historis dapat dilakukan dengan pensil, pena atau dengan berbagai jenis mesin atau komputer. Catatan transaksi kurang bermanfaat untuk dijadikan dasar suatu keputusan. Oleh karena itu, catatan data harus disortir dan diikhtisarkan sebelum dapat dibuat sebagai suatu laporan yang berguna.

2.   Pemakai Laporan Keuangan




Akuntansi menyediakan teknik untuk mengumpulkan data ekonomi dan menyampaikannya kepada berbagai pihak yang memerlukannya. Penanam modal membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan. Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundangundangan. Karyawan dan organisasi karyawan juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja. Orang-orang yang paling tergantung dan paling tersangkut dengan hasil akhir akuntansi adalah pengelola perusahaan (manajemen), yaitu pihak yang bertanggung jawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan. Jenis dan macam data yang dibutuhkan oleh pengelola akan berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya dan jenis usaha perusahaan. Manajer pada perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan sedikit informasi akuntansi. Namun bila perusahaan bertambah besar dan kompleks maka manajer semakin sedikit melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Demikian juga informasi dari suatu usaha perbankan akan berbeda dengan usaha manufaktur. Sering kali perbankan diminta untuk membuat laporan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, sedangkan usaha manufaktur tidak. Akibatnya informasi berbagai aspek dari perusahaan harus disediakan oleh akuntansi. Informasi yang penting bagi seseorang tidak harus sama dengan informasi bagi orang lain. Akan tetapi sekali akuntan tahu akan kebutuhan informasi yang relevan bagi pemakai, maka akuntan dapat menyediakan jaringan informasi yang dapat dipakai oleh pengelola atau pihak lain untuk mengambil keputusan atau pertimbangan.

3.   Hubungan antara Akuntansi dan Bidang Lain

Seseorang yang berkecimpung dalam bidang pemasaran, keuangan, produksi, personalia dan sebagainya tidak perlu ahli dalam bidang akuntansi. Akan tetapi pekerjaan mereka akan lebih berhasil bila mereka memahami dengan baik prinsip-prinsip akuntansi. Setiap tingkat jabatan dalam perusahaan akan selalu mempunyai hubungan dengan masalah akuntansi. Semakin tinggi tingkat kedudukan seseorang, semakin besar kebutuhan untuk memahami konsep dan istilah akuntansi. Akuntansi mempunyai peran penting dalam masyarakat modern dan secara umum dapat dikatakan setiap pihak dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh akuntansi dengan berbagai cara.

4.   Profesi Akuntan



Akuntan adalah suatu profesi yang dapat dibandingkan dengan profesi hukum, dokter ataupun insinyur. Perkembangan yang cukup cepat dalam bidang teknik dan teori akuntansi, mengakibatkan terjadinya kenaikan jumlah orang yang berkecimpung dalam profesi ini. Faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ini antara lain karena:
a.    jumlah perusahaan publik maupun nonpublik yang semakin banyak
b.   banyaknya perusahaan yang bertambah maju
c.    semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan
d.   semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit
e.   semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha
Akuntan yang memberikan jasa akuntansi atas dasar honor atau para staf akuntan yang bekerja padanya dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntan publik. Akuntan yang bekerja pada perusahaan atau lembaga pemerintah atau sosial seperti kepala pembukuan, kontroler dan internal auditor dikatakan berkecimpung dalam bidang akuntansi privat (swasta).

5.   Bidang Spesialisasi Akuntansi



Seperti halnya ilmu sosial lain, akuntansi juga mengenal spesialisasi yang timbul karena adanya kemajuan teknologi, perekonomian dan sebagainya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, sistem akuntansi, akuntansi sosial, akuntansi pemerintahan, dan sebagainya. Beberapa di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut:

a.    Akuntansi Keuangan

Bidang ini berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari basil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan ekstern. Dengan demikian diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan atau "bahasa" yang sama yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini mulai diterapkan di Indonesia tahun 1994, menggantikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.


b.     Auditing

Auditing adalah suatu proses pemeriksaan independen terhadap suatu laporan keuangan. Tugas dan fungsi akuntan publik (auditor) dalam melaksanakan pemeriksaan, yaitu memeriksa bukti-bukti yang mendukung catatan akuntansi dan laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan keuangan yang diperiksa tersebut. Laporan keuangan dikatakan wajar kalau disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sebetulnya bidang ilmu auditing ini merupakan disiplin tersendiri terpisah dari ilmu akuntansi, namun auditing memiliki hubungan erat dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor harus ahli dalam akuntansi keuangan. Tanpa menguasai Standar Akuntansi Keuangan, auditor tidak akan mampu menjalankan pemeriksaan.


c.    Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini terutama bersangkutan dengan biaya produksi pada perusahaan "manufaktur", tetapi dewasa ini biaya distribusi memperoleh perhatian yang semakin meningkat. Salah satu fungsi utama dari akuntan biaya adalah mengumpulkan dan menafsirkan data biaya (baik biaya sesungguhnya maupun biaya yang akan terjadi) bagi manajemen untuk tujuan pengendalian biaya dan perencanaan.


d.    Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen (mencakup juga akuntansi biaya) menggunakan biaya historis dan biaya taksiran guna membantu manajemen di dalam menjalankan kegiatan dan perencanaan. Bidang ini berhadapan dengan masalah khusus yang dihadapi oleh setiap jenjang manajemen dari suatu organisasi. Akuntansi manajemen sering kali dihadapkan pada masalah pemilihan berbagai altematif tindakan dan membantu memilih alternatif yang paling baik, yang harus diambil oleh pengelola perusahaan. Dalam akuntansi manajemen tidak dikenal suatu standar akuntansi manajemen. Akuntan manajemen bebas menggunakan kreativitas dalam menyusun laporan akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manajemen.


e.    Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan menekankan pada penyusunan SPT (Surat Pajak Terutang) dan mempertimbangkan efek perpajakan dari suatu transaksi perusahaan atau alternatif berbagai tindakan. Akuntan yang memilih spesialisasi ini harus memahami dan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Seorang akuntan perpajakan harus dapat memberi usulan pemilihan transaksi perusahaan yang mengakibatkan beban pajak terkecil bagi perusahaan, tanpa melanggar aturan perpajakan yang berlaku.


f.     Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah bidang yang menyangkut masalah perancangan prosedur, metode, dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. Akuntan yang mengkhususkan dalam bidang ini akan merancang sistem dan prosedur yang dapat melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin dapat dipercayai laporan keuangan dengan biaya yang relative murah. Prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem akuntansi adalah bahwa biaya penyusunan sistem harus lebih rendah daripada manfaat sistem tersebut. Sistem akuntansi yang baik harus aman, murah dan cepat.


g.    Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode, melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan rencananya. Suatu kombinasi antara perencanaan dan pengendalian, sering dianggap sebagai bagian dari akuntansi manajemen.


h.    Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan ini menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial seperti rumah sakit, organisasi politik, masjid, sekolah dan sebagainya. Suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam bidang ini adalah adanya peraturan perundangan yang mengikat unit-unit organisasi tersebut di atas. Sebagaimana dengan akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan akuntansi pemerintahan harus menggunakan standar akuntansi pemerintahan.


i.     Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi dan sulit untuk dijelaskan dengan singkat. Ada kecenderungan dari masyarakat meminta profesi akuntan untuk mengukur biaya sosial dan manfaatnya yang sebetulnya dikatakan sulit dilaksanakan. Salah satu tugas dari bidang ini misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien, tidak hanya menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan masalah lingkungan bagi masyarakat.


j.     Tata Buku dan Akuntansi

Sering orang bingung membedakan istilah tata buku dan akuntansi. Hal ini terjadi karena memang keduanya berhubungan erat. Tata buku adalah pencatatan data perusahaan dengan cara-cara tertentu. Pemegang buku mungkin bertanggung jawab terhadap seluruh penyelenggaraan pencatatan dari suatu perusahaan atau mungkin hanya bertanggung jawab terhadap sebagian kecil saja seperti pada masalah pencatatan piutang. Sebagian besar pekerjaan dalam tata buku menyangkut masalah tulis menulis saja dan secara bertahap telah dapat dicapai dengan menggunakan komputer. Akuntansi terutama bersangkutan dengan masalah perancangan sistem pencatatan, penyusunan laporan berdasarkan data yang dicatat dan penafsiran laporan. Akuntan sering membimbing dan menilai pekerjaan penata buku. Pekerjaan akuntan pada awalnya mungkin mencakup pekerjaan penata buku. Dalam setiap hal, akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman konsepsi dan keahlian analitis yang lebih tinggi dibandingkan dengan piñata buku.

6.    Peranan Akuntansi dalam Masyarakat

Pengetahuan tentang basil kegiatan masa lalu merupakan hal yang berguna untuk perencanaan di masa mendatang. Perbandingan antara pelaksanaan yang lalu dengan kegiatan sekarang dapat menunjukkan adanya perkembangan yang baik ataupun perkembangan yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh kenaikan volume penjualan barang atau jasa merupakan indikasi yang menguntungkan. Tetapi jika kenaikan ini disertai dengan kenaikan biaya yang relatif besar tentu saja hasilnya akan merugikan. Faktor-faktor relevan yang menyebabkan hasil yang merugikan ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan untuk kegiatan mendatang. Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, manajemen sering mendasarkan diri pada data akuntansi. Sebagai contoh, manajemen perlu mengetahui berapa jumlah utang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar. Semua ini dapat diketahui dari catatan akuntansi. Manajemen juga tergantung pada catatan dan laporan akuntansi apabila ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan. Sebagai contoh anggaran pendapatan dan biaya tidak akan bermanfaat apabila tidak dibandingkan dengan pelaksanaan sesungguhnya. Pemakaian informasi akuntansi tidak hanya terbatas pada manajemen saja. Pemilik (pemegang saham) atau calon pemilik mengharapkan untuk diberi tahu secara berkala mengenai profitabilitas (kemampulabaan) dan status keuangan perusahaan agar dapat melakukan penilaian terhadap investasinya. Kreditur dan pemasok membutuhkan informasi tentang keuangan dari perusahaan sebelum melakukan pemberian kreditnya. Berbagai instansi pemerintah pusat ataupun daerah membutuhkan laporan keuangan sehubungan dengan masalah perpajakan seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, pajak pembangunan dan sebagainya.

7.    Konsep Dasar Akuntansi

Standar Akuntansi Keuangan disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang ada di negara yang bersangkutan. Di Indonesia organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (lkatan Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres untuk menetapkan Standar Akuntansi Keuangan dan standar auditing. Standar Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan anggapan dasar yang dikenal dengan istilah konsep dasar. Berikut akan dibahas dua konsep dasar yang digunakan dalam praktik akuntansi.


a.    Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah entitas. Entitas ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha ( seperti perusahaan perseorangan, firma, perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan sebagainya); unit pemerintahan (seperti pemerintah daerah, kecamatan, proyek, sekolah, universitas, rumah sakit, dan sebagainya), dan lembaga-lembaga sosial yang lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak bola, organisasi politik, organisasi sosial) dan sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari para pemiliknya atau siapa pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan transaksi, dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain. Objek dari akuntansi keuangan (selanjutnya disebut dengan akuntansi saja) adalah transaksi. Seluruh transaksi dari entitas ini dicatat, dianalisis dan diikhtisarkan untuk kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala.
Transaksi adalah setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi. Sebagai contoh pembayaran tagihan telepon, pembelian barang dagangan, penjualan jasa adalah contoh dari transaksi antara perusahaan dengan pihak luar (transaksi ekstern). Selain itu ada juga bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (transaksi intern). Contoh dari transaksi intern ini antara lain pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, depresiasi (penyusutan), pembentukan cadangan dan sebagainya.


b.    Prinsip Harga Pokok (Cost)

Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi tersebut terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang tersebut, biarpun rnungkin harga barang atau jasa di pasar berubah. Misalnya tanggal 1 Mei perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 50 juta rupiah. Tanah tersebut akan dicatat dengan harga 50 juta rupiah, biarpun setelah transaksi pernbelian harga tanah berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan ini menggunakan prinsip historical cost (harga historis). Penentuan harga pokok yang terjadi dan penghasilan yang diperoleh merupakan hal yang fundamental dalam akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan penjual kedua belah pihak selalu berusaha untuk menentukan harga yang paling menguntungkan dan hanya harga yang telah disepakati merupakan harga yang cukup objektif untuk tujuan akuntansi. Jika harga dicatat dengan harga yang selalu disesuaikan dengan harga penawaran, penilaian atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil, kurang dapat dipercaya dan menjadi tidak berguna.

8.    Aktiva, Utang, dan Modal

Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan dikenal dengan istilah aktiva sedangkan hak atau sumber aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Jika perusahaan mempunyai aktiva sebesar Rp 1.000.000,00 hak milik terhadap aktiva tersebut juga harus sebesar Rp 1000.000,00.Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas

Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur ( disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas). Dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi demikian:

Aktiva = Utang + Ekuitas

Utang biasanya ditempatkan sebelum ekuitas, sebab hak dari para kreditur akan mendahului hak para pemilik. Untuk menekankan hak kepemilikan (para) pemilik perusahaan kadang-kadang utang dipindahkan ke sisi lain dari persamaan, sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Aktiva - Utang = Ekuitas

Semua transaksi perusahaan mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks dapat dinyatakan pengaruhnya terhadap tiga elemen dasar dari persamaan akuntansi tersebut.

9.    Transaksi dan Persamaan Akuntansi



Transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva, utang dan modal pada persamaan akuntansi dapat digambarkan dalam contoh-contoh sebagai berikut: Misalkan Pak Handoko mendirikan usaha transportasi yang diberi nama "Usaha Angkutan Handoko" yang selanjutnya disingkat" "UA Handoko". Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama (Oktober) dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Transaksi (a)
Pak Handoko mengambil Tabungannya sebesar Rp 8.000.000,- guna dipakai untuk menjalankan kegiatan usahanya. Akibat dari transaksi ini akan menambah aktiva perusahaan berupa kas dan di lain pihak akan menambah modal dengan jumlah yang sama. Sesudah transaksi tersebut terjadi persamaan akuntansi pada "UA Handoko" akan tampak sebagai berikut:

Aktiva                           = Ekuitas
Kas                                = Modal Handoko
Rp 8.000.000,00               = Rp 8.000.000,00

Perlu dicatat di sini bahwa persamaan tersebut adalah persamaan untuk usaha Handoko yaitu perusahaan angkutan "UA Handoko". Dengan demikian harta rumah tangga pribadi Handoko tidak ikut dicantumkan dalam persamaan ini. Dalam hal ini perusahaan diperlakukan sebagai entitas tersendiri, memiliki aktiva berupa kas Rp 8000.000,- dan memiliki ekuitas berupa modal sebesar Rp 8.000.000,- pula.

Transaksi (b)
Transaksi berikut adalah Pak Handoko membeli sebuah mobil untuk digunakan sebagai alat pengangkutan seharga Rp 5.000.000,00 yang dibayar tunai. Transaksi ini mengubah komposisi aktiva tetapi tidak mengubah jumlah totalnya. Elemen-elemen persamaan sebelum dan sesudah transaksi ini tampak sebagai berikut:
Aktiva                           = Ekuitas
Kas                    + Alat Angkutan               = Modal Handoko
Saldo     8.000.000,00                                            = 8.000.000,00
(5.000.000,00)      + 5.000.000,00
Saldo     3.000.000,00        + 5.000.000,00                 = 8.000.000,00

Transaksi di atas juga tidak mengubah keseimbangan antara aktiva dan ekuitas. Komposisi aktiva berubah, sekarang terdiri atas Kas Rp3.000.000,00 dan Alat Angkutan Rp5.000.000,00.

Transaksi (c)
Selama bulan tersebut Handoko membeli bensin, oli dari berbagai pihak yang akan dibayar kemudian, seluruhnya berjumlah Rp385.000,00. Jenis transaksi ini dikenal dengan nama pembelian secara kredit dan utang yang timbul disebut utang dagang (utang usaha). Dalam praktik setiap pembelian akan dicatat pada saat terj adinya dan untuk itu digunakan catatan terpisah untuk setiap kreditur. Efek dari transaksi ini akan menambah aktiva dan menambah utang dagang masing-masing sebesar Rp385.000,00.
Aktiva                          =          Ekuitas
Kas                    + Alat Angkutan               + Bensin & Oli     = Utang Usaha + Modal Handoko
Saldo     3.000.000,00        + 5.000.000,00                                         = 8.000.000,00
   385.000,00       = 385.000,00
Saldo     3.000.000,00        + 5. 000. 000' 00               + 385.000,00        = 385.000,00 + 8.000.000,00

Transaksi (d)
Selama bulan tersebut telah dibayar utang kepada kreditur sebanyak Rp250.000,00. Transaksi ini akan mengurangi jurnlah aktiva maupun utang, sehingga persamaan akuntansinya menjadi sebagai berikut:

Aktiva                                       =          Ekuitas
Kas                    + Alat Angkutan               + Bensin & Oli + Piutang Usaha      = Utang Usaha + Modal Handoko
Saldo     3.000.000,00        + 5.000.000,00                 + 385.000,00                                = 385.000,00          + 8.000.000,00
            (250.000,00)                                                                                            = (250.000,00)
Saldo     2.650.000,00        + 5.000.000,00                 + 385.000,00                                = 135.000,00          + 8.000.000,00

Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencari laba atau dengan kata lain ingin menambah jumlah ekuitasnya (modal pemiliknya). Untuk itu perusahaan harus melakukan kegiatannya yaitu menjual barang atau jasa. Penjualan barang atau jasa dapat dilakukan hila perusahaan memiliki barang atau jasa itu, kalau tidak memilikinya perusahaan harus mengusahakan untuk dapat memperolehnya. Usaha ini tentu saja membutuhkan biaya (beban). Beban ini akhirnya akan dibandingkan dengan pendapatannya untuk dapat menghitung pertambahan bersih modal pemilik. Dengan demikian transaksi pendapatan (penjualan) akan menambah jurnlah modal pemilik, sedangkan transaksi beban akan mengurangi modal pemilik. Kenaikan modal bersih ini akan merupakan laba yang diperoleh untuk masa tersebut.

Transaksi (e)
Apabila selama bulan terse but transaksi pendapatan Usaha Angkutan Handoko adalah sebagai berikut:
Pendapatan sewa mobil Rp600.000,00, yang Rp200.000,00 diterima per tunai (kas) sedangkan sisanya (Rp400.000,00) baru akan dibayar sebulan lagi. Transaksi tersebut menyangkut elemen kas, piutang usaha (tagihan) serta modal dan akan tampak dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:

Aktiva                           =          Ekuitas
Kas                    + Alat Angkutan + Bensil & Oli        + Piutang Usaha   = Utang Usaha     + Modal Handoko
Saldo     2.750.000,00        + 5.000.000,00  + 385.000,00                                   = 135.000,00        + 8.000.000,00
               200.000,00                                                       + 400.000,00        =                       +    600.000,00 (pendapatan)
Saldo     2.950.000,00        + 5.000.000,00     + 385.000,00        + 400.000,00        = 135.000,00        + 8.600.000,00

Transaksi (f)
Selama bulan tersebut dalam usahanya untuk memperoleh pendapatan sewa perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya sebagai berikut:
Pemakaian Bensin dan Oli                      Rp 255.000,00
Bayar Sewa kantor selama sebulan         Rp   20.000,00
Gaji sopir dan kernet                               Rp 150.000,00
Bayar sewa iklan mini                             Rp   61.000,00
Bayar listrik sebulan                               Rp   10.500,00
Gaji pegawai administrasi                       Rp   30.000,00
Transaksi-transaksi tersebut akan tampak dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:

Aktiva                                       =          Ekuitas
Kas                    + Alat Angkutan   + Bensin & Oli     + Piutang Usaha   = Utang Usaha     + Modal Handoko
 Saldo    2.950.000,00        + 5.000.000,00     + 385.000,00        + 400.000,00        = 135.000,00        + 8.600.000,00
                                                              (255.000,00)                              =                       (255.000,00)(B.Bensin &Oli)
            (   20.000,00)                                                                               =                       (  20.000,00)(B.Sewa)
            ( 150.000,00)                                                                               =                       (150.000,00)(B.Gaji)
            (   61.000,00)                                                                               =                       (  61.000,00)(B.Iklan)
            (   10.500,00)                                                                               =                       (  10.500,00)(B.Listrik)
            (   30.000,00)                                                                               =                       (  30.000,00)(B.Gaji)
Saldo     2.678.500,00        + 5.000.000,00     + 130.000,00        + 400.000,00        = 135.000,00        + 8.073.500,00

Transaksi (g)
Selama bulan tersebut, Handoko mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadinya sebanyak Rp125.500,00. Pengambilan ini bukan merupakan beban, sebab tidak ada hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pendapatan. Transaksi ini merupakan pengurangan modal pemilik dan untuk membebankan dengan transaksi operasional, transaksi ini diberi keterangan "prive" atau "pribadi" dari tuan Handoko. Dengan demikian pencatatannya dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:

Aktiva                           =                      Ekuitas
            Kas                    + Alat Angkutan   + Bensin & Oli     + Piutang Usaha   = Utang Usaha     + Modal Handoko
Saldo     2.678.500,00        + 5.000.000,00     + 130.000,00        + 400.000,00        = 135.000,00        + 8.073.500,00
            (  125.500,00)                                                                              =                         (  125.500,00)(Prive Handoko)
Saldo     2.553.000,00        + 5000.000,00      + 130.000,00        + 400.000,00        = 135.000,00        + 7.948.000,00

Dari ikhtisar tersebut di atas dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.    Efek transaksi dapat dinyatakan dalam istilah penambahan dan atau pengurangan dalam satu atau lebih unsur-unsur persamaan akuntansi (aktiva, utang, dan modal)
2.    Persamaan yang ada dalam dua sisi persamaan akuntansi selalu seimbang. Bila terjadi ketidaksamaan antara sisi kiri dan sisi kanan pasti terdapat kesalahan di dalam pencatatan.


Cara pencatatan dengan cara di atas dikenal dengan istilah double entry system (pencatatan ganda) yang ditulis dengan indah oleh pendeta Italia (Lucas Pacioli) dalam bukunya "Summa de Arithmatica" pada abad 15. Cara ini yang sekarang dipakai hampir di seluruh dunia dengan berbagai modifikasinya.


Daftar Pustaka :
Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.
Slavin, Albert dan Reynold, Isaac N. (1975). Basic Accounting. Third Edition. Rinehart and Winston, Inc.
Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Internasional.

0 Response to "RUANG LINGKUP AKUNTANSI"

Posting Komentar

Pengikut