A. BREAK EVEN POINT
Analisis volume, biaya dan laba yang pertama kita bahas adalah break
even point (BEP). Break even point adalah suatu keadaan di mana
jumlah penjualan sama dengan jumlah biaya atau keadaan di mana
perusahaan tidak memperoleh laba dan perusahaan tidak menderita rugi
atau laba perusahaan sama dengan nol. Keadaan ini penting diketahui
perusahaan (manajemen). Karena dengan mengetahui batas tersebut
manajemen bisa mengambil sikap tentang kebijakan pemasaran, harga dan
sebagainya dan bisa merencanakan
laba
yang akan diperoleh. Break even point bisa dicari dengan pendekatan persamaan
atau pendekatan grafik.
Pendekatan
persamaan:
Ada
dua bentuk pendekatan persamaan, yaitu:
1. Persamaan biasa.
2. Metode kontribusi marjin.
1.
Persamaan Biasa
Break even point dengan pendekatan persamaan bisa dicari dengan menentukan laba
sama dengan nol.
Penjualan - (Biaya Variabel + Biaya Tetap) = Laba
Karena laba dalam BEP
sama dengan nol maka persamaan tersebut menjadi:
Penjualan- (Biaya Variabel + Biaya Tetap) = 0
Atau
PENJUALAN BEP = BIAYA VARIABEL
+ BIAYA TETAP + 0
Contoh:
Seorang pengusaha akan
menjual mainan anak-anak dengan harga jual Rp2.500,00 sebuah, biaya variabel
tiap buah mainan Rp 1.500,00 yaitu berupa
karton dan kertas warna Rp 1.000,00 per buah mainan, serta upah yang mengerjakan
setiap mainan Rp500,00 sedang biaya tetap yaitu terdiri dari penunggu standi
pasar malam dan sewa tenda sehari Rp75.000,00.
Dengan data tersebut bisa
dihitung break even point dan volume penjualan mainan anak-anak tersebut
sebagai berikut. Karena penjualan tidak diketahui, diumpamakan "X"
maka BEP:
2500 X = 1500 X+ 75.000
2500 X - 1500 X = 75.000
1000 X = 75.000
X = 75
Jadi, volume terendah
yang harus dicapai setiap hari agar perusahaan tidak menderita rugi adalah 75
unit (75 buah mainan) atau 75 x Rp 2.500,00 = Rp187.500,00. Kita coba untuk
mengetes hasil tersebut dengan mengembalikan pada persamaannya.
Rp2.500,00 X 75 = Rp1.500,00 X 75 + Rp75.000,00
Rp187.500,00 = Rp112.500,00 +
Rp75.000,00
Dengan penjualan sebesar
Rp187.500,00 tiap hari maka perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak
menderita rugi atau pengusaha mainan anakanak tersebut dalam bentuk Break Even
Point dalam penjualan 75 unit mainan tiap hari dengan Rp 187.500,00 bisa
ditutup biaya variable Rp 2.500,00 x 75 = Rp112.500,00 dan biaya tetap
Rp75.000,00.
2. Metode Kontribusi Marjin
Break even point bisa juga dicari dengan pendekatan Marginal Income (Contribution
Margin).
Kontribusi marjin = Penjualan - Biaya variable
Dalam contoh di atas contribution margin
per unit
= Rp2.500,00
- Rp1.500,00 = Rp1.000,00.
Break even
point per
unit:
= 75.000+ 0
1000
= 75
Atau
Break even point dalam rupiah
75.000+ 0
= 1000
2500
= 75.000
0,40
= 187.500
Atau
BT = Biaya tetap
BV = Biaya variabel
P = Penjualan
Pendekatan Grafik
Break
even juga bisa dicari dengan
pendekatan grafik. Pertama grafik biaya variabel, grafik biaya tetap dan
grafik penjualan harus diketahui lebih dahulu. Kemudian menjadikan satu
wadah untuk menemukan grafik break even point (titik BEP). Untuk contoh
ambil data dalam contoh sebelumnya.
Keterangan Gambar
Biaya variabel naik
secara proporsional dengan kenaikan unit dalam unit 10 biaya variabel
Rp15.000,00; 20 unit biaya variabel Rp30.000,00 dan seterusnya. Biaya tetap
jumlahnya tetap Rp75.000,00, walaupun unit berubah-ubah. Penjualan sifatnya
juga proporsional dengan unit yang dijual, unit yang dijual 10 unit penjualan
Rp 25.000,00; penjualan 20 unit hasil penjualan Rp50.000,00 dan seterusnya
langkah berikutnya. Menjadikan grafik biaya variabel dan tetap menjadi satu
grafik biaya yaitu menambahkan antara garis biaya variabel dan tetap hal ini
bisa dilakukan biaya variabel lebih dahulu ( dimulai dari nol) atau biaya variabel
dimulai setelah biaya tetap.
Grafik Biaya Tetap dan Variabel
Keterangan Gambar
1.
Pada waktu produk yang
dijual 20 unit biaya variabel Rp30.000,00 dan biaya tetap Rp75.000,00 atau
biaya total= Rp105.000,00.
2.
Pada waktu produk dijual
60 unit biaya variabel Rp90.000,00 dan biaya tetap Rp75.000,00 atau biaya
total= Rp165.000,00 dan seterusnya.
Tahap berikutnya menjadikan satu ketiga elemen break even
point tersebut yaitu biaya variabel, biaya tetap dan penjualan lalu akan
dapat diketahui break even pointnya.
Cara menggambar grafik break even point ada dua cara,
yaitu:
1.
Biaya variabel dari titik
nol dan biaya tetap dari Rp75.000,00.
Biaya variabel dari atas biaya tetap
(Rp75.000,00).
Pada tahap terakhir akan
diketahui sekaligus break even point dalam unit dan dalam rupiah
penjualan yaitu pada waktu penjualan Rp187.500,00 terjadi break even point atau
pada waktu penjualan berjumlah 75 unit. Unsur-unsur yang ada dalam grafik
tersebut sebagai berikut.
Grafik Break Even Point Menyeluruh
Dari grafik tersebut bisa
diketahui misalnya penjualan 50 unit dengan ditarik garis 50 unit maka tampak hasil
penjualan hanya Rp125.000,00 biaya variabel Rp75.000,00, biaya tetap Rp75.000,00,
biaya total Rp150.000,00 rugi Rp25.000,00, ada penurunan volume penjualan, begitu sebaliknya makin luas
daerah laba makin menguntungkan. Laba yang diinginkan perusahaan Dengan analisis break
even point perusahaan juga bisa merencanakan berapa penjualan harus dicapai
agar perusahaan mendapat laba sejumlah yang diinginkan bisa dicapai dengan
mencantumkan (menambahkan) laba yang diinginkan tersebut pada biaya dalam rumus
break even point.
Contoh 1
Pengusaha mainan
anak-anak dalam contoh sebelumnya menginginkan laba sebesar Rp25.000,00/hari.
X = Jumlah
penjua1an yang harus direalisir
Penjualan =
Biaya variabel + Biaya
tetap + Laba yang diinginkan
2.500 X = 1.500 X+ 75.000 + 25.000
2.500 X - 1.500 X = 100.000
1000 X = 100.000
X = 100
Jumlah penjua1an yang
harus direalisir untuk mendapatkan laba Rp25.000,00 adalah 100 unit.
Tes Kebenaran Rp %
Penjua1an 250.000 100
Biaya variabe1100 x 1500 150.000 60
Kontribusi marjin 100.000 40
Biaya tetap 75.000
30
Laba 25.000 10
Atau kita masukkan ke
da1am rumus BEP dengan memakai Contribution Margin.
Unit yang terjual = Biaya tetap + Laba
Kontribusi marjin per unit
= 75.000 +
25.000
1.000
= 100.000
1.000
= 100 unit
Atau
Penjualan yang harus
direalisir = Biaya tetap + Laba
1 – BV
P
= 75.000 +
25.000
0,40
= Rp 250.000,00
Contoh 2
Perusahaan ABC
Laporan Laba – Rugi
|
||
Penjualan
Biaya Total
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Rugi
|
Rp 7.000.000,00
Rp 5.000.000,00
|
Rp 10.000.000,00
Rp 12.000.000,00
Rp 2.000.000,00
|
Catatan :
Perbandingan biaya
variabel dengan penjualan selalu sama yaitu:
7.000.000 atau
70
10.000.000 100
Diminta:
a.
Apabila biaya tetap naik
sebesar Rp2.000.000,00 berapa penjualan harus direalisir supaya perusahaan bisa
break even?
b.
Dengan biaya tetap
seperti a dan perusahaan menginginkan laba Rp 1.000.000,00 berapa penjualan
harus direalisir?
Jawaban
a)
X = Jumlah rupiah dalam break
even point
X = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba yang diinginkan
X = 7.000.000
X + (5.000.000 + 2.000.000) + 0
10.000.000
X- 0,7 X = 7.000.000
0,30 X = 7.000.000
X = Rp23.333.333,00
Tes
Penjualan Rp23.333.333,00
Biaya variabel (0,70 x
23.333.333,00) (Rp16.333.333,00)
Kontribusi marjin Rp 7.000.000,00
Biaya tetap Rp 7.000.000,00
0
b)
Jumlah rupiah yang harus
direalisir = BT + Laba
1 – BV
P
= 7.000.000 +
1.000.000
1 – 70
100
= 8.000.000
0,30
= 26.666.666,00
Tes
Penjualan Rp 26.666.666,00
Biaya variabel 0,70 x
26.666.666 (Rp 18.666.666,00)
Rp 8.000.000,00
Biaya tetap (Rp 7.000.000,00)
Laba Rp 1.000.000,00
Anggapan-anggapan yang
Mendasari Analisis Break Even Point
Analisis break even
point tidak bisa diterapkan dalam semua kondisi untuk menerapkan break
even point. Ada satu set anggapan yang mendasari perhitungan tersebut.
Anggapan itu antara lain:
1)
Tingkah laku biaya dan
pendapatan ditentukan pada batas yang telah dianggarkan (direncanakan).
2)
Semua biaya bisa
dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel.
3)
Biaya tetap akan tetap
jumlahnya pada kapasitas yang telah dianggarkan (direncanakan).
4)
Biaya variabel naik/turun
secara proporsional sesuai dengan naik/turunnya penjualan.
5)
Harga jual tidak
mengalami perubahan.
6)
Biaya-biaya tidak
berubah.
7)
Produktivitas dan
efisiensi tidak berubah
Daftar Pustaka :
Charles. T. Honggren. (1994). Principles of Management Accounting. McGrew
Hill.
Hilton, Ronald W; Maher Michael W; and Selton, Fank H. (2000). Cost
Management: Strategies for Business Decisions. McGraw-Hill.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan
Keputusan Jangka Pendek. Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya.
Y ogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting Planning And Control.
0 Response to "ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA - I"
Posting Komentar