PENDEKATAN PEMAHAMAN SISTEM
Sistem (system)
dapat dijelaskan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.
Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari
prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang tepat
didekati dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini
didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas,
pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku besar.
Dengan
pendekatan komponen, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contoh system yang dapat didekati dengan pendekatan
ini misalnya adalah sistem computer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari
perangkat keras dan perangkat lunak.
Kedua
pendekatan ini adalah benar. Tidak ada pendekatan yang salah. Beberapa penulis
memilih salah satu dari pendekatan ini untuk memudahkan menggambarkan sebuah sistem. Suatu sistem sebenarnya terdiri
dari dua bagian, yaitu struktur dan proses.
Struktur
adalah komponen dari system tersebut dan proses adalah prosedurnya. Kedua
pendekatan tersebut hanya mengambil satu aspek dari sistem saja untuk
menjelaskannya dari sudut pandangan aspek tersebut. Untuk sistem yang lebih
menekankan pada prosesnya, pendekatan prosedur akan lebih mengena untuk
menggambarkan sistem tersebut. Untuk sistem yang fisiknya
lebih terlihat, pendekatan komponen akan lebih jelas digunakan untuk menggambarkan sistemnya.
DEFINISI SISTEM
Sistem
yang didefinisikan sebagai kumpulan dari struktur bukan berarti sistem tersebut tidak mempunyai proses. Sistem ini tetap mempunyai
proses, tetapi strukturnya dianggap lebih dominan dan lebih ditekankan dari prosesnya.
Sistem yang strukturnya lebih dominan dari prosesnya adalah sistem fisik. Sebaliknya, beberapa
definisi sistem hanya
menyebutkan suatu sistem merupakan kumpulan dari proses saja. Sistem ini tetap mempunyai struktur,
tetapi prosesnya dianggap lebih dominan dan lebih ditekankan dari strukturnya. Sistem yang prosesnya
lebih dominan dari struktumya adalah sistem prosedural.
Struktur
dari suatu sistem disebut juga
dengan nama lainnya komponen, subsistem, elemen, dan blok bangunan. Berikut ini
adalah contoh dari beberapa definisi sistem yang menekankan pada struktur, elemen atau blok bangunannya.
1. Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi
subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan (goal) yang sama (Moscove
dan Simkin, 1984).
2. Suatu sistem beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
untuk mencapai sasaran (objectives) tertentu,
suatu sistem menunjukkan tingkah lakunya
melalui interaksi di antara komponen-komponen di dalam sistem dan di antara
lingkungannya (Wu, 1984).
3. Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang kompleks di dalam tingkat tertentu
untuk mengejar tujuan yang umum (Nash dan Roberts, 1984).
4. Suatu sistem adalah sebagai kumpulan interaksi dari
komponenkomponen yang beroperasi di dalam suatu batas sistem. Batas system akan
menyaring tipe dan tingkat arus dari input serta output di antara
sistem dengan lingkungannya (Hicks, Jr. dan Leininger, 1986).
5. Suatu sistem adalah suatu kumpulan dari bagian-bagian yang
ditata, berinteraksi bersama-sama untuk melakukan suatu fungsi (Blissmer, 1985).
Beberapa
definisi sistem lainnya
menekankan pada kumpulan dari proses. Proses dari suatu sistem disebut juga
dengan nama lain siklus, dan prosedur. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja
dari prosedur ini lebih menekankan pada urut-urutan operasi di dalam sistem.
Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Fitz Gerald, et al. (1984)
sebagai urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan
apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang
mengerjakannya, kapan (when)
dikerjakan,
dan bagaimana (how) mengerjakannya.
KARAKTERISTIK SISTEM
Suatu
sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai
komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan
luar sistem (environments), penghubung (inteiface), masukan (input),
keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives)
atau tujuan (goal).
Karakteristik Suatu Sistem |
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
kesatuan. Komponenkomponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya,
selalu mengandung komponen-komponen atau subsistemsubsistem.
Sebagai misal, sistem akuntansi dapat
terdiri dari beberapa subsistemsubsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian,
subsistem akuntansi biaya. Subsistem-subsistem dalam suatu sis tern tidak dapat
berdiri lepas sendirisendiri. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan
saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa sehingga dicapai suatu
kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated). Umumnya sistem
yang luas terdiri dari subsistem-subsistem dan sistem yang lebih kecil dapat
terdiri dari subsistem-subsistem lagi atau terdiri dari komponenkomponen. Integrasi
dari sistem dicapai dari interaksi antara komponenkomponennya dan dengan
subsistem-subsistem yang lainnya.
Di sistem akuntansi terdapat
subsistem-subsistem yang telah disebutkan di atas dan untuk masing-masing
subsistem kemungkinan terdapat subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau
terdapat elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem tersebut.
Komponen-komponen dari sistem akuntansi manual dapat terdiri dari dokumen-dokumen dasar
sebagai komponen masukan, catatan-catatan seperti misalnya buku jurnal, buku
besar, buku pembantu, neraca saldo serta peralatan-peralatannya merupakan
komponenkomponen pengolah dan laporan-laporan keuangan, misalnya neraca,
laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan laba yang ditahan, serta laporan-laporan lainnya
merupakan komponen keluaran. Selain elemen-elemen dari sistem tersebut harus
berinteraksi, sistem akuntansi
sebagai subsistem dari sistem bisnis harus dapat
berintegrasi dengan subsistem-subsistem lainnya. Integrasi ini dapat dilakukan
dengan diterapkan prosedur-prosedur. Sebagai ilustrasi, dokumen dasar yang
berisi data transaksi merupakan komponen masukan untuk sistem akuntansi.
Dokumen dasar tersebut umumnya berasal dari subsistem yang lainnya dalam sistem
bisnis, dapat dari subsistem penjualan, subsistem produksi, subsistem
personalia. Arus dokumen dari subsistem yang lain ke subsistem akuntansi
melalui suatu prosedur sehingga didapatkan integrasi dengan subsistem-subsistem
yang lainnya.
Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang
disebut dengan suprasistem. Misalnya, suatu perusahaan dapat disebut dengan
suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar disebut dengan
suprasistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem maka perusahaan dapat
disebut sebagai subsistem. Demikian juga hila perusahaan dipandang sebagai
suatu sistem maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. Kalau sistem akuntansi
dipandang sebagai suatu sistem maka perusahaan adalah suprasistem dan industri
adalah supra dari suprasistem.
|
1. Batas Sistem
Batas sistem
merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan sistem yang lainnya atau
dengan lingkungan luamya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai satu kesatuan. Batas suatu sis tern menunjukkan ruang lingkup (scope)
dari sis tern tersebut.
2. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan
luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari system yang mempengaruhi
operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus
tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus
ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup
dari sistem.
3. Penghubung Sistem
Penghubung
merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input)
untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu
kesatuan.
4. Masukan Sistem
Masukan sistem
adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran. Sebagai contob, di dalam system komputer, program adalah
maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
5. Keluaran Sistem
Keluaran adalah
hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem
yang lain atau kepada suprasistem. Misalnya, untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah
keluaran yang tidak berguna merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan
informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
6. Pengolah Sistem
Suatu sistem
dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa
bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem
akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan
dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
7. Sasaran Sistem
Suatu sistem
mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah
untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan mencapai
suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dibubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas
dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Apabila merupakan suatu sistem utama, misalnya sistem bisnis
maka istilab goal lebih tepat diterapkan. untuk sistem akuntansi atau
sistem-sistem yang lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem
bisnis maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi, tergantung dari ruang
lingkup dari mana memandang sistem tersebut.
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal)
atau sasaran (objective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu system dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya (perbedaan tujuan dan sasaran.
KLASIFIKASI SISTEM
Sistem
dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, di antaranya adalah
sebagai berikut ini.
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract
system) dan sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau
ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem teologia, yaitu sistem yang berupa
pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya, system komputer, sistem akuntansi, sistem produksi.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terj adi melalui proses
alam, tidak dibuat manusia. Misalnya, sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia
adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang
melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine
system atau ada yang menyebut dengan manmachine system. Sistem
informasi akuntansi merupakan contoh manmachine system karena menyangkut
penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic
system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah
laku yang sudah dapat diprediksi. lnteraksi di antara bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem computer adalah
contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan
program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung
unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sis tern tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan
tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur
tangan dari pihak di luarnya. Secara teoretis sistem tertutup ini ada, tetapi
kenyataannya tidak ada system yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively
closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup ). Sistem
terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan
luar atau subsistem yang lainnya. Oleh karena sistem
sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan
luamya maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.
Gambar berikut menunjukkan sistem yang terbuka untuk system pengendalian persediaan.
Dalam sistem yang relatif tertutup, proses
komputer secara otomatis yang akan menyeleksi barang manakah yang harus dipesan
kembali tanpa turut campur tangan manusia.
PENGENDALIAN SISTEM
Karena
suatu sistem tidak ada yang tertutup, supaya
sistem dapat terus melangsungkan
hidupnya maka sistem harus mempunyai daya membela diri atau sistem harus mempunyai sistem pengendalian. Pengendalian dari
suatu sistem dapat berupa pengendalian umpan balik (feedback control system),
pengendalian
umpan maju (feed forward control
system) dan pengendalian pencegahan (preventive control system).
1. Sistem Pengendalian Umpan Balik
Bentuk dasar dari sistem yang sederhana terdiri dari masukan, pengolah dan keluaran yang
tidak menyediakan suatu sistem pengendalian.
Bentuk Dasar Suatu Sistem |
Untuk maksud pengendalian, dapat ditambahkan suatu system pengendalian
umpan balik sebagai berikut ini.
Pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur keluaran dari
sistem yang dibandingkan dengan suatu standar tertentu. Bilamana terjadi perbedaan-perbedaan
atau penyimpangan-penyimpangan akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan sistem
selanjutnya. Studi teoretis tentang sistem pengendalian umpan balik disebut
dengan cybernetics. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu hibernates
yang berarti "orang yang mengatur", penerapan suatu pengendalian dalam suatu sistem.
Sistem pengendalian umpan balik mempunyai 4
komponen dasar, yaitu sebagai berikut.
a.
Suatu karakteristik atau
kondisi yang dikendalikan diukur dari keluarannya.
b.
Suatu sensor (censor) yang mengukur karakteristik atau kondisi
tersebut.
c.
Suatu unit pengendali (control
unit) yang membandingkan hasil ukuran sensor dengan suatu standar (standard).
d.
Suatu unit pengatur (activating
unit) yang menghasilkan tindakan penyesuaian untuk masukan selanjutnya.
|
Sistem pengendalian umpan balik disebut juga dengan istilah negative
feedback karena hasil
balik yang negatif akan dikendalikan supaya rnenjadi baik untuk masukan proses selanjutnya. Contoh
yang paling umurn dari sistem pengendalian umpan balik adalah sistem thermostat
di dalam alat pendingin (air conditioner). Kondisi temperatur yang
dihasilkan oleh alat pendingin akan diukur oleh suatu sensor dan dibandingkan
dengan standar temperatur yang tidak menyebabkan ruangan menjadi lembab.
Apabila temperatur terlalu dingin maka tungku pemanas (furnace) sebagai
unit pengatur dalam thermostat akan dihidupkan. Apabila temperatur terlalu
panas rnaka tungku akan dimatikan dan alat pendingin akan bekerja kembali.
Seandainya alat pendingin tidak mempunyai pengendalian ini maka ruangan akan
menjadi lernbab dan tujuan dari alat pendingin tersebut tidak akan tercapai.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting system) merupakan penerapan dari sistem pengendalian umpan balik
dalarn system akuntansi. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat berupa pusat
biaya (cost centre), pusat laba (profit
centre) dan pusat investasi (investment centre). Pada pusat biaya misalnya, biaya-biaya
yang dapat dikendalikan (controllable cost) dikendalikan dengan suatu
anggaran yang sudah disusun.
Realisasi dari suatu biaya yang
dikendalikan hila melebihi anggaran (unfavorable) akan dianalisis
penyebabnya dan akan diperbaiki untuk masukan selanjutnya sehingga diharapkan
biaya yang terjadi dapat diminimumkan.
1. Sistem Pengendalian Umpan Maju
Sistem pengendalian umpan maju (feed
forward control system) disebut juga dengan
istilah positive feedback (umpan balik positif). Positive feedback mencoba
mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan hasil balik yang positif. Sistem pengendalian umpan
maju ini merupakan perkembangan dari sistem pengendalian umpan balik. Di dalam system
pengendalian umpan balik, pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan.
Pengendalian seperti ini dianggap mempunyai kelemahan bilamana penyimpangan
dari keluaran dengan standar sangat besar. Padahal keluaran ini merupakan hasil
yang sudah terlanjur terjadi dan dapat mengakibatkan
hal yang sangat fatal. Ide supaya keluaran dapat dihasilkan dengan
hasil balik yang baik atau positif merupakan konsep dari system pengendalian
umpan maju sehingga untuk hal-hal yang dianggap dapat terjadi penyimpangan yang
besar dan tidak boleh terjadi, dilakukan pengendalian umpan maju. Supaya
keluaran dapat dihasilkan umpan balik yang positif maka pengendalian tidak
boleh diukur dari keluarannya, tetapi diukur dan dikendalikan dari prosesnya.
Selama proses terjadi di dalam sistem, selalu dilakukan pengamatan dan cepat-cepat
diatasi apabila mulai terjadi penyimpangan sebelum terlanjur fatal pada keluarannya.
2. Sistem Pengendalian Pencegahan
Kalau sistem pengendalian umpan balik mengendalikan keluarannya dan sistem
pengendalian umpan rnaju mengendalikan prosesnya maka system pengendalian pencegahan mencoba
untuk mengendalikan sistem di muka sebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan untuk masuk
ke dalam sistem.
Daftar Pustaka :
- Blissmer, Robert H. (1986). Computer Annual. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Burch, John; Grudnitski, Gary. (1986). Information Systems Theory and
Practice. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons.
- Hartono, Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi. Edisi 3. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
- Hick Jr., James 0; Leininger, Wayne E. (1981). Accounting Information
Systems. St. Paul, Minnesota: West Publishing Co.
- Moscove, Stephen A.; Simkin, Mark G. (1984). Accounting Information
Systems Concepts and Practice for Effective Decision Making. Second
Edition. New York: John Wiley & Sons.
- Nash, John F.; Roberts, Martin B. (1984). Accounting Information Systems.
First Edition. New York: Macmillan Publishing Company.
- Wu, Frederick H. (1984). Accounting Information System Theory and
Practice. Tokyo: McGraw-Hill Book Company Japan. International
Student Edition.
0 Response to "PENGERTIAN SISTEM"
Posting Komentar