LAPORAN AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut "bahasa bisnis"
karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang memerlukannya. Untuk menyampaikan informasi ini digunakan
laporan akuntansi atau yang lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan
yaitu neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
dan laporan arus kas.
NERACA
Neraca adalah daftar yang sistematis dari
aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir
bulan atau akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca
disusun berdasarkan urutan tertentu. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan
likuiditasnya, yaitu cepat tidaknya aktiva atau harta tersebut dijadikan uang
tunai atau dipakai dalam kegiatan usaha. Atas dasar ini aktiva dapat dibedakan
menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Utang juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya, yaitu
cepat tidaknya utang tersebut akan dilunasi. Sedangkan modal diurutkan
berdasarkan kekekalannya atau keawetannya.
Pada
neraca ini dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar utang-utangnya (likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan
perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar (fleksibilitas). Selain
itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada
kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan tersebut. Dari
contoh sebelumnya (lihat ikhtisar ilustrasi) dapat disusun neraca per 31
Oktober 200x sebagai berikut.
Dari data di atas diketahui bahwa: nama
perusahaan adalah Perusahaan Angkutan Express, nama laporan adalah Neraca, pada
tanggal tersebut (31 Oktober 200x) perusahaan memiliki kekayaan (aktiva) yang
terdiri dari kas, piutang, persediaan dan alat angkutan masing-masing seharga Rp2.553.000,00,
Rp400.000,00, Rp130.000,00 dan Rp5.000.000,00. Di sisi lain perusahaan mempunyai
kewajiban kepada kreditur sebesar Rp135.000,00 dan kepada pemilik perusahaan sebesar
Rp7.948.000,00. Bila diamati bentuk neraca di atas adalah sama dengan bentuk
persamaan akuntansi (aktiva = utang + modal), perbedaannya hanya terdapat pada
perinciannya.
LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi digunakan untuk membuat
ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung
laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Melalui laporan
ini diharapkan pembaca laporan dapat mengetahui sebab-sebab perusahaan
memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian. Melalui laporan laba rugi dapat
diperoleh informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dan sumber-sumber utama dari pendapatan perusahaan. Sumber informasi dari
laporan laba rugi ini adalah berasal dari transaksi-transaksi yang
mengakibatkan perubahan modal, terkecuali untuk transaksi setoran dan
pengambilan modal. Ilustrasi Perusahaan Angkutan Express, dapat disusun laporan
laba rugi sebagai berikut :
Pos-pos pendapatan dan beban disusun
menurut besar-kecilnya, hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih cepat mengetahui
pos-pos yang lebih berarti. Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti
semakin besar pos tersebut mendapat perhatian dari para pembaca laporan laba
rugi tersebut.
LAPORAN MODAL
Laporan modal menunjukkan ikhtisar
perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan modal dapat diperoleh
sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu. Dengan menggunakan
ilustrasi terdahulu diketahui bahwa modal awal 1 Oktober 200x dari perusahaan
adalah 8 juta rupiah dan modal akhir pada tanggal 31 Oktober 200x adalah
sebesar Rp7.948.000,00. Sebab-sebab perubahan ini dapat dilihat dari laporan
modal sebagai berikut:
LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas diwajibkan dibuat oleh
perusahaan sejak tahun 1994 bersamaan
dengan diterbitkannya Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Dengan
menggunakan laporan arus kas pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi
perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan kas di masa
mendatang. Laporan arus kas ini dibandingkan dengan laporan keuangan yang lain,
lebih objektif, karena laporan arus kas ini bebas dari pengaruh kebijakan
akuntansi yang dipilih manajemen. Dengan demikian daya banding laporan arus kas
antar perusahaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daya banding neraca,
laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal.
Dimaksudkan dengan arus kas adalah arus
masuk atau arus keluar dari kas ( uang dan rekening giro) atau setara kas (investasi jangka pendek
yang berisiko kecil). Arus kas dapat bersumber dari operasi (misal penjualan barang
dagangan), investasi (misal: penjualan aktiva jangka panjang) dan pendanaan
atau financing (misal kredit bank). Dari data Perusahaan Angkutan
Express dapat disusun laporan arus kas sebagai berikut:
HUBUNGAN ANTARA NERACA, LAPORAN LABA RUGI DAN LAPORAN MODAL
Bila diamati, ternyata terdapat hubungan tertentu
antara ketiga jenis laporan tersebut. Dalam laporan Laba Rugi terdapat laba
sebesa Rp73.500,00. Jumlah laba ini kemudian dicantumkan dalam Laporan Modal. Dalam
Laporan Modal, terdapat jumlah Modal Handoko per 31 Oktober 200x sebesar
Rp7.948.000,00. Jumlah modal ini kemudian dicantumkan sebagai pos modal dalam
Neraca. Laba sebesar Rp73.500,00 dicantumkan dalam Laporan Arus Kas dalam
bagian Arus Kas yang berasal dari aktivitas operasi, jumlah laba ini kemudian disesuaikan
(dikurangkan) dengan kenaikan aktiva lancar atau penurunan utang lancar dan
ditambah dengan penurunan aktiva lancar atau kenaikan utang lancar yang semua
datanya diambil dari perbedaan neraca akhir dan neraca awal. Dalam neraca awal bulan
semuanya bersaldo nol, sebab perusahaan baru berdiri. Arus kas dari (untuk)
aktivitas investasi dapat dihitung dari perbedaan saldo aktiva non lancar,
sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan dapat dihitung dari perbedaan saldo awal dan saldo akhir utang non lancar dan
akuntansi modal. Kenaikan
(penurunan) kas bersih akan sama dengan jumlah saldo kas neraca akhir (Rp2.553.000,00) dikurangi dengan saldo
kas awal (Rp0).
Hubungan tersebut di atas selalu ada dalam setiap set laporan
keuangan. Hubungan ini dapat terlihat jelas pada gambar sebagai berikut.
Daftar Pustaka :
Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles.
Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.
Slavin, Albert dan Reynold, Isaac N. (1975). Basic
Accounting. Third Edition. Rinehart and Winston, Inc.
Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Internasional.
0 Response to "LAPORAN AKUNTANSI"
Posting Komentar