AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM



AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM



PENGERTIAN INVESTASI SAHAM

lnvestasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.13)
Sesuai dengan definisi investasi menurut PSAK No. 13 di atas maka investasi saham merupakan salah suatu sarana untuk menumbuhkan kekayaan melalui penerimaan hasil investasi (dividen), dan melalui apresiasi nilai investasi (capital gain) atau manfaat lain yang diperoleh akibat kepemilikan saham perusahaan lain tersebut.
Akuntansi mengenal dua metode untuk mencatat kegiatan investasi saham ini, yakni metode Cost dan metode Ekuitas (Equity). Sementara itu, untuk pelaporan di Neraca akhir periode, dikenal tiga metode yaitu metode Nilai wajar (Fair-value), metode Ekuitas, dan Konsolidasi. Penerapan metode akuntansi investasi saham, baik untuk pencatatan maupun pelaporannya, sangat tergantung pada ada tidaknya tingkat pengaruh signifikan (significant influence) dan ada tidaknya penguasaan (voting control) oleh Investor (pihak yang membeli saham) terhadap Investee (perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Investor). Untuk itu maka perlu dipahami tentang penggolongan investasi saham dari perspektif tersebut.

PENGGOLONGAN INVESTASI SAHAM

Standar akuntansi di sebagian besar negara di dunia ini menggariskan bahwa penggunaan metode akuntansi untuk investasi saham tergantung pada tingkat kepemilikan dan ada tidaknya pengaruh signifikan yang dimiliki oleh investor terhadap investee. Demikian pula halnya Indonesia. Melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan(DSAK), Ikatan Akuntan Indonesia, telah membuat standar pencatatan dan pelaporan untuk investasi saham melalui beberapa Pernyataan Standar, antara lain PSAK No. 7, 13, 15, 22, dan 50.


Hubungan antara metode untuk mencatat investasi, tingkat kepemilikan, dan pengaruh investor terhadap investee.
Dari Gambar di atas dapat dilihat adanya dua faktor untuk membedakan jenis investasi. Dua faktor tersebut, yakni Pengaruh signifikan dan control membagi jenis investasi menjadi tiga: kurang dari 20%, antara 20%-50%, dan lebih dari 50%.
Cut-off tingkat kepemilikan sebesar 20% sebenarnya didasarkan pada suatu asumsi. Asumsi tersebut adalah bahwa jika seorang investor memiliki antara 20% dan 50% saham investee maka normalnya investor akan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap investee.
Kriteria untuk dapat disebut sebagai pengaruh yang signifikan membutuhkan judgment. Judgment semacam ini akan menyulitkan praktek akuntansi karena sering bersifat subyektif. Oleh karena itu, standar yang berlaku menggariskan bahwa jika investor memiliki saham investee kurang dari 20% maka ia harus menggunakan metode Cost, kecuali ada bukti bahwa meski kepemilikannya kurang dari 20% namun ia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap investee.

PENCATATAN DAN PELAPORAN INVESTASI SAHAM KURANG DARI 20% - METODE COST

1.          Ilustrasi Pencatatan Investasi Saham dengan Kepemilikan Kurang dari 20%

Jika sebuah perusahaan memiliki investasi saham kurang dari 20% dan atau tidak memiliki pengaruh yang signifikan maka perusahaan tersebut tidak punya pilihan lain selain menggunakan metode Cost untuk mencatat investasi sahamnya. Pada prinsipnya, metode Cost mencatat investasi saham sebesar nilai historis (historical cost) nya. Pendapatan investasi diperoleh dari penerimaan dividen dari investee. Selain tambahan investasi melalui akuisisi atau pengurangan melalui penjualan investasi, tidak ada kejadian yang akan mengubah saldo investasi pada suatu periode.
Contoh 1.1.
Untuk mengilustrasikan metode Cost, diumpamakan PT.A membeli 10% saham PT.B dengan harga perolehan Rp80.000,00 pada awal tahun 2015. Selama tahun berjalan, PT.B melaporkan laba Rp40.000,00 dan membayar dividen kas sebanyak Rp12.000,00. PT A akan membuat jurnal sebagai berikut.
1. lnvestasi Saham B                                                       Rp80.000,00
Kas                                                                                         Rp80.000,00
(Jurnal untuk mencatat pembelian saham B)
2. Kas Rp 1.200,00
Pendapatan dividen Rp 1.200,00
(Jurnal untuk mencatat penerimaan dividen dari B sebesar 10% x Rp12.000,00)

Perhatikan bahwa PT A mencatat income dari investasi tersebut hanya dari bagian yang didistribusikan (Rp12.000,00). Bagian yang tidak dibagikan (Rp40.000,00 - Rp12.000,00) tidak dicatat. Sedangkan saldo akun investasi tidak mengalami perubahan dari harga perolehannya.
Sebagaimana pada ilustrasi pencatatan investasi pada Contoh 1.1., saldo investasi tidak akan mengalami perubahan kecuali ada penambahan atau pengurangan investasi. Namun demikian untuk kepentingan pelaporan maka investasi saham yang kurang dari 20% menggunakan metode Cost, perlu diklasifikasikan kembali. Baik FASB, IASC, maupun IAI membagi investasi saham ke dalam dua jenis, yakni Trading (Perdagangan) dan Available for Sale (Tersedia untuk Dijual).
Sebuah investasi saham digolongkan sebagai sekuritas Trading apabila investasi saham tersebut dimiliki untuk jangka pendek yang kemudian dijual lagi untuk mendapatkan capital gain. Sementara itu, apabila investasi tersebut tidak dapat digolongkan sebagai sekuritas Trading maka akan digolongkan sebagai sekuritas Available for Sale.

2.          Ilustrasi Pelaporan Investasi Saham dengan Kepemilikan Kurang dari 20%

Beberapa ketentuan dasar dalam pelaporan investasi kurang dari 20% adalah sebagai berikut.
a.       Investasi awal dicatat sebesar harga perolehan yang selanjutnya perlu disesuaikan dengan nilai wajar (fair value) jika nilai wajar tersebut tersedia. Jika nilai wajar tersebut tidak tersedia maka investasi tetap dicatat sebesar harga perolehannya.
b.      Investasi saham yang dikategorikan sebagai Trading dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba atau Rugi holding (Unrealized holding gains and losses) dimasukkan dalam perhitungan laba tahun berjalan.
c.       Investasi saham yang dikategorikan sebagai Available for Sale dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba atau rugi yang belum terealisasi (Unrealized holding gains and losses) dikeluarkan (tidak boleh dimasukkan) dari atau ke laba tahun berjalan dan harus dilaporkan sebagai bagian dari other comprehensive income (laba comprehensive lain) pada kelompok Ekuitas di Neraca.
Contoh 1.2.
Pada tanggal 1 J anuari, PT.Panca membeli saham PT.Catur sebanyak 30.000 lembar. Jumlah ini merepresentasikan kepemilikan sebanyak 15% dari seluruh saham PT.Catur yang beredar. Harga Perolehan investasi tersebut adalah sebesar Rp300.000,00. PT.Catur melaporkan laba dan membagi dividen pada tahun berjalan masing-masing sebesar Rp200.000,00 dan Rp40.000,00. Pada tanggal 31 Desember (akhir periode ), harga wajar saham PT.Catur adalah sebesar Rp 11,00 per lembar. Berapakah nilai investasi saham PT.Catur yang akan ditampilkan di Neraca akhir PT.Panca?
Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk itu?
Jawab:
Oleh karena kepemilikan PT.Panca atas PT.Catur hanya 15% dan tidak ada informasi tentang adanya pengaruh signifikan PT.Panca atas PT.Catur maka PT.Panca harus mencatat investasi tersebut dengan metode Cost. Dengan demikian, adanya laporan laba dan pembayaran dividen tidak mempengaruhi saldo investasi sepanjang tahun, yakni tetap sebesar Rp300.000,00. Namun demikian, pelaporan di Neraca harus menggunakan nilai wajar maka nilai wajar harus diperoleh.
Nilai wajar :                       30.000 lembar x Rp 11,00 per lembar       = Rp330.000,00
Cost                                                                                                       = Rp300.000,00
Selisih                                                                                                       Rp 30.000,00
Jumal penyesuaian yang dibuat tergantung kategori investasi tersebut, apakah tergolong sebagai Trading ataukah Available for Sale. Berikut ini jurnal penyesuaian yang perlu dibukukan untuk masing-masing kategori.
Trading
Available for Sale
lnvestasi Saham Rp30.000,00
       Laba (holding gains) Rp30.000,00

Laba tersebut akan dilaporkan dalam Laporan laba rugi tahun berjalan

lnvestasi Saham Rp30.000,00
       Laba Holding yang belum terealisasi Rp30. 000, 00

Holding gain dalam komponen ekuitas (dilaporkan di Neraca) tersebut akan dihapus setelah investasi sahamnya dijual, laba atau rugi penjualan baru akan diakui pada saat itu


Daftar Pustaka :
- Harnanto. (1992). Akuntansi Keuangan Intermediate. Yogyakarta: Liberty.
- Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan-Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
- Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. (2004). Intermediate Accounting, Edisi ke-11. New York: John Wiley & Sons.

1 Response to "AKUNTANSI UNTUK INVESTASI SAHAM"

Pengikut