INVESTASI JANGKA PANJANG



    Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun/periode akuntansi. Menurut jangka waktunya, investasi dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu Investasi Jangka Pendek dan Investasi Jangka Panjang. Sesuai yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 13.1). " Investasi Jangka Panjang adalah Investasi selain investasi lancar".

    Kelompok Investasi Jangka Panjang di Neraca disajikan pada kelompok Aktiva Tidak Lancar yaitu kelompok Investasi, jadi berbeda dengan penyajian Investasi Jangka Pendek yang disajikan di kelompok Aktiva Lancar.

    Jadi, dengan Investasi Jangka Panjang maka perusahaan bisa mempunyai kepentingan untuk berperan dalam perusahaan yang mengeluarkan surat berharga tersebut sehingga bisa meningkatkan keuntungan baik langsung maupun tidak langsung. Akuntansi untuk Investasi Jangka Panjang dikelompokkan menjadi :

1. Investasi Pada  Saham
2. Investasi Pada Obligasi

    Akuntansi yang diterapkan untuk investasi pada saham berbeda dengan yang diterapkan untuk investasi pada obligasi sehingga kedua investasi tersebut akan dibahas secara terpisah. Dalam Investasi Jangka Panjang terdapat dua pihak yaitu :

1. Invested adalah pihak yang mengeluarkan saham / oligasi.
2. Investor adalah pihak yang memperoleh saham / obligasi.

INVESTASI PADA SAHAM

    Investasi pada saham dibedakan menjadi 3 tingkatan, menurut Dyckman, et. al. (1995 : 654)

1. Controling Interest

    Investor memiliki lebih dari 50% saham berhak suara dari Investee. Disini terjadi hubungan afiliasi dimana investor merupakan perusahaan induk dan investee merupakan perusahaan anak. Perusahaan induk (investor) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perusahaan anak (investee) dengan mengendalikan segala kegiatan perusahaan anak melalui pemingutan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS ini, perusahaan induk pasti menang suara sebab mempunyai kepemilikan saham pada perusahaan anak lebih dari 50%.

2. Significant Influence

    Perusahaan sebagai investor juga bisa mempunyai pengaruh yang signifikan pada investee apabila memiliki saham berhak suara dari investee antara 20% sampai dengan 50%, meskipun pemilikan tersebut tidak mayoritas, seperti halnya Controlling Interest.

3. No Significant Influence

    Investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada investee apabila memiliki saham berhak suara pada investee kurang dari 20%. Akuntansi Investasi Saham ada dua macam yang dibedakan menurut presentase kepemilikan saham investee oleh investor. 

    Apabila investor memiliki saham dari investee kurang dari 20% maka investor akan mencatat investasi sahamnya dengan fair value/cost method, tetapi apabila pemilikan saham dari investee 20% atau lebih maka investor mencatat investasi sahamnya dengan equity method. Masing-masing metode pencatatan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Fair value/cost method

    Fair value/cost method (Metode Harga Pasar) dipergunakan untuk menyajikan nilai investasi saham di Neraca sesuai dengan harga pasar saham pada setiap akhir periode. Penggunaan Fair Value Method ini ada syaratnya yaitu harga pasar saham dapat ditetapkan dengan mudah, tetapi kalau tidak maka pencatatan investasi saham dengan Cost Method  (Metode Harga Perolehan) saja yaitu nilai investasi saham tetap disajikan sebesar harga perolehannya di Neraca.

    Dengan pencatatan Cost Method maka nilai investasi saham selalu tetap sebesar harga perolehannya waktu diperoleh. Seperti halnya fair value method maka cost method akan mencatat dividen yang diterima dari investee sebagai pendapatan dividen.

b. Equity method

    Dalam equity method (Metode Ekuitas) investor yang semula mencatat investasi sahamnya sebesar harga perolehan saat diperoleh, akan menyesuaikan nilai investasi saham tersebut dengan laba, rugi dan dividen dari investee. Laba / Rugi investee akan diakui dan dicatat oleh investor yang menggunakan equity method untuk mencatat investasi sahamnya, yang tentunya pencatatan tersebut sesuai dengan presentase pemilikan sahamnya. Pencatatan terhadap laba, rugi dan dividen dari investee tersebut akan menambah/mengurangi saldo akun investasi sahamnya, yaitu kalau laba menambah, dan apabila rugi atau dividen akan menguranginya.

    Perbedaan antara Harga Perolehan dan Nilai buku pada saat investasi saham diperoleh.

    Pada saat perolehan saham, harga perolehan dibandingkan dengan nilai buku ekuitas dari investee, dan selisihnya merupakan kelebihan (excess) yang disebut sebagai berikut.

1) Kelebihan harga perolehan di atas nilai buku (excess of cost over book value) apabila harga perolehan lebih besar dari pada nilai buku ekuitasnya.
2) Kelebihan nilai buku di atas harga perolehan (excess of book value over cost)  apabila nilai buku ekuitas lebih besar dari pada harga perolehan.

    Perbedaan tersebut dialokasikan ke pos-pos aktiva dan kewajiban dari investee yang tidak sama antara harga pasar dengan nilai bukunya. Apabila setelah dialokasikan masih ada selisihnya maka selisih tersebut dimasukkan sebagai goodwill yang bisa positif maupun negatif. Jika goodwill positif dihitung apa adanya, tetapi jika goodwill negatif harus dialokasikan ke pos-pos aktiva tidak lancar berdasarkan harga pasarnya.

    Pos-pos aktiva dan kewajiban yang menjadi hasil alokasi tersebut diamortisasi berdasarkan umurnya masing-masing. Sedangkan goodwill tidak diamortisasi sesuai dengan pernyataan dalam FASB Statement no.142 yang dikutip oleh Beams at al (2003:33).
"Firms do not amortize goodwill and other intangile assets that have an indeterminate life".
Adapun rumus untuk mengalokasikan perbedaan harga perolehan dengan nilai buku ke pos-pos aktiva dan kewajiban sebagai berikut.

Alokasi = (Harga Pasar - Nilai Buku) x % Pemilikan Saham

    Amortisasi pos-pos aktiva dan kewajiban tersebut akan dicatat apabila perusahaan (Investor) menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi sahamnya dengan cara sebagai berikut.
1) Apabila amortisasinya positif maka akun pendapatan investasi (investment income) di debet dan akun investasi saham di kredit.
2) Apabila amortisasinya negatif maka akun investasi saham di debet dan akun pendapatan investasi di kredit.

    Apabila perusahaan menggunakan metode harga pasar atau harga perolehan maka amortisasi pos-pos aktiva dan kewajiban tersebut tidak dicatat.
Contoh perhitungan alokasi perbedaan antara harga perolehan investasi saham dengan nilai uku ekuitas serta amortisasinya.
- Pada tanggal 1 Januari 2020 PT. Future membeli 30% saham biasa yang sudah beredar dari investee dengan harga Rp 47.000.000,00. Pada saat itu ekuitas investee terdiri dari Modal Saham biasa Rp 100.000.000,00 dan laba ditahan (saldo laba) Rp 40.000.000,00. Pada tanggal tersebut aktiva dan kewajiban investee yang berbeda antara harga pasar dengan nilai bukunya adalah.


     Untuk pos aktiva dan kewajiban yang lain sudah sama antara harga pasar dengan nilai bukunya.
Perhitungan :
Harga Perolehan Investasi Saham                            Rp 47.000.000,00
Nilai Buku Ekuitas =
30% x (Rp 100.000.000,00 + Rp 40.000.000,00)    Rp 42.000.000,00
Kelebihan Harga Perolehan di atas nilai buku         Rp   5.000.000,00

Tabel alokasi perbedaan harga perolehan dengan nilai buku ke pos aktiva, kewajiban dan goodwill.


Jurnal untuk mencatat amortisasi :
Pendapatan Investasi (debet)                        Rp 600.000,00
                Investasi Saham (kredit)                                         Rp 600.000,00

Keterangan :
Apabila goodwill nya negatif maka harus dialokasikan ke pos aktiva tidak lancar sesuai dengan harga pasarnya, seperti contoh berikut ini

Seperti contoh di atas tetapi yang berbeda harga perolehannya yaitu Rp 45.000.000,00
Perhitungan :
Harga Perolehan Investasi Saham                            Rp 45.000.000,00
Nilai Buku Ekuitas =
30% x (Rp 100.000.000,00 + Rp 40.000.000,00)    Rp 42.000.000,00
Kelebihan Harga Perolehan di atas nilai buku         Rp   3.000.000,00

Tabel alokasi perbedaan harga perolehan dengan nilai buku ke pos aktiva, kewajiban dan goodwill (dalam ribuan rupiah) 


Jurnal untuk mencatat amortisasi :
Pendapatan Investasi (debet)                        Rp 360.000,00
                Investasi Saham (kredit)                                         Rp 360.000,00

Berikut ini disajikan akuntansi untuk investasi saham jangka panjang dengan metode harga pasar / harga perolehan dan metode ekuitas.
  • Saat Perolehan Investasi
Pada saat perolehan investasi, perusahaan (investor) mencatat investasi sahamnya sebesar harga perolehannya, sebagai berikut.
Metode Harga Pasar/Harga Perolehan
Investasi Saham - Investee (debet)                Rp xxx
                Kas (kredit)                                                              Rp xxx
Metode Ekuitas
Investasi Saham - Investee (debet)                Rp xxx
                Kas (kredit)                                                              Rp xxx

  • Setelah Perolehan Investasi

Setelah perolehan investasi maka transaksi yang perlu dibuat oleh perusahaan (investor) adalah.
  1. Laba Rugi dari Investee
  2. Dividen dari Investee
  3. Amortisasi aktiva dan kewajiban investee sebagai hasil alokasi peredaan antara harga perolehan dan nilai buku ekuitas dari investee.

Adapun pencatatan yang dilakukan oleh investor sebagai berikut :

Metode Harga Pasar / Harga Perolehan

Metode Ekuitas

1.      Laba dari investee

Tidak di jurnal

Investasi saham – investee (d)       Rp xx

     Pendapatan Investasi (k)                      Rp xx

(Dicatat sebesar % pemilikan x laba dari investee)

2.      Rugi dari Investee

Tidak di jurnal

Pendapatan Investasi (d)                  Rp xx

     Investasi saham – investee (k)                 Rp xx

(Dicatat sebesar % pemilikan x rugi dari investee)

3.      Penerimaan Dividen dari Investee

Kas/Piutang Dividen (d)             Rp xx

     Pendapatan Dividen (k)                     Rp xx

(Dicatat sebesar % pemilikan x dividen dari investee)

Kas/Piutang Dividen (d)             Rp xx

     Investasi saham-Investee (k)                 Rp xx

(Dicatat sebesar % pemilikan x dividen dari investee)

4.      Amortisasi Aktiva & Kewajiban Investee (Positif)

Tidak di jurnal

Pendapatan Investee (d)             Rp xx

     Investasi saham-Investee (k)                 Rp xx

(Dicatat sebesar amortisasi tersebut dalam periode yang bersangkutan)

5.      Amortisasi Aktiva & Kewajiban Investee (Negatif)

Tidak di jurnal

Investasi saham-Investee (d)         Rp xx

     Pendapatan Investee (k)                         Rp xx

(Dicatat sebesar amortisasi tersebut dalam periode yang bersangkutan)


Keterangan :
Akun Pendapatan Investasi merupakan akun nominal sehingga disajikan di Laporan Laba Rugi


  • Pelepasan Investasi

Meskipun investasi saham Jangka Panjang ditunjukkan untuk tidak dijual, tetapi suatu kali investasi saham bisa pula  dijual kembali.
Dalam penjualan ini harus diperhitungkan besarnya Realisasi Laba / Rugi penjualan saham yaitu harga jual dikurangi dengan nilai buku investasi pada saat dijual.
Jurnal yang dibuat oleh investor adalah :
Kas (debet)                                                                    Rp xxx
        Investasi saham - Investee (kredit)                                    Rp xxx
        Realisasi Laba / Rugi Penjualan Saham (kredit)                Rp xxx

Keterangan :

  1. Dicatat sebagai harga jual
  2. Dicatat sebesar nilai buku investasi saham yang dijual
  3. Dicatat sebesar selisih harga jual dengan nilai buku investasi saham yang dijual, dengan disesuaikan letak debet atau kreditnya agar jurnal tersebut seimbang.


Daftar Pustaka :
  • Baridwan Zaki. (1992). Intermediate Accounting. Edisi ke-7. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
  • Beams Floyd A. Joseph H. Anthony, Robin P. Clement, Suzanne H. Lowenshon. (2003). Advanced Accounting, Eight Edition. New  Jersey. United States of America : Trentice Hall.
  • Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
  • Dyckman Thoms R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, (1995). Intermediate Accounting. Third Edition. United States of Americac: Richard D. Irwin, Inc.

0 Response to "INVESTASI JANGKA PANJANG"

Posting Komentar

Pengikut